MATERI DASAR UTAMA PRAMUKA KHUSUS
SAKA WIRA KARTIKA KODIM 1604/KUPANG
A. RESCUE
SEARCH AND RESCUE
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana. Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas, membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada operasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan C D A B
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir regu-regu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.
TINGKAT KEADAAN DARURAT
SEARCH AND RESCUE
Search and rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan dan bencana. Istilah SAR telah digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir, tapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain. Demikian juga terhadal adanya musibah lainnya seperti kebakaran, gedung runtuh, kecelakaan kereta api dan lain-lain.
Unsur-unsur SAR
Dalam kegiatan SAR ada 4 unsur yang bisa dijadikan penentu keterampilan yang dibutuhkan sebagai penunjang suksesnya suatu tim sar dalam melakukan operasinya,yaitu :
1. Lokasi : kemampuan untuk menentukan lokasi korban. Hal ini memerlukan
pengetahuan menangani data peristiwa, keadaan korban, keadaan medan dan
lainnya.
2. Mencapai : kemampuan untuk mencapai korban. Hal ii memerlukan keterampilan
mendaki gunung, rock climbing, cara hidup di alam bebas, peta, kompas, membaca jejak, dan lainnya
3. Stabilisasi : kemampuan untuk menentramkan korban dalam hal ini mutlak diperlukan pengetahuan P3K, gawat darurat dan lainnya.
4. Evakuasi : kemampuan membawa korban. Hal ini memerlukan keterampilan seperti halnya “Mencapai”.
Tahapan SAR
Ada beberapa tahapan SAR, Yaitu :
1. tahapan keragu-raguan, sadar bahwa keadaan darurat telah terjadi.
2. tahapan kesiapan, melaksanakan segla sesuatunya sebagai tanggapan terhadap
suatu kecelakaan, termasuk juga menadpatkan segala informasi mengenai korban.
3. tahapan perencanaan, pembuatan rencana yang efektif dan segala koordinasi yang diperlukan
4. tahapan operasi, seluruh unit bertugas hingga misi SAR dinyatakan selesai
5. tahapan laporan, terakhir membuat laporan mengenai misi SAR yang telah
dilaksanakan.
Pencarain pada operasi SAR
Berikut adalah beberapa pola teknis pencarian pada operasi SAR. Hanya sebagain teknik yang dibahas di sini, yaitu :
1. Track (T)
• Pola ini dipakai jika orang yang dinyatakan hilang dari jalur perjalanan yang
direncanakan akan dilewatinya merupakan satu-satunya informasi yang ada.
• Selalu dianggap bahwa sasaran (korban) masih disekitar atau dekat dengan garis rute
Pola Track
2. Paralel (P)
• Daerah pencarian cukup luas dan medannya cukup datar
• Hanya mempunyai posisi duga
• Sangat baik untuk daerah pencarian yang berbetuk segi empat.
Pola Paralel
3. Creeping (C)
• Daerah pencarian sempit, panjang dan kondisinya cukup rata serta datar.
• Kalau di pegunungan gunung, regu pencari dengan ola ini kan turun kejurangjurang
atau dataran yang lebih rendah.
Pola Creeping
4. Square (SQ)
• Biasanya digunakan pada daerah yang datar
• Dengan pola ini perhitungan posisi juga harus merupakan kemungkinan yang
tepat
• Pembelokan tidak sembarangan, tetapi dengan perhitungan C D A B
Pola Square
5. Sector (S)
• Lokasi atau posisi diketahui
• Daerah yang disari tidak luas
• Daerah pencarian berbentuk lingkaran
• Rute regu pencarian berbentuk segitiga sama sisi
Pola Sector
6. Contour (CT)
• Digunakan di bukit-bukit.
• Pencarian selalu dimulai dari puncak tertinggi
7. Barrier (B)
• Digunakan dengan hanya menunggu atau mencegat dengan perhitungan yang
pasti bahwa survivor akan lewat dengan melihat keadaaan lingkungan.
• Digunakan jika regu pencari dan penyelamat tidak bisa mendekati tempat
yang terkena musibah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan pola pencarian
Dari sekian banyak pola pencarian, anda harus memilih yang paling tepat. Pemilihan
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ;
• Ketepatan posisi survivor
• Luas dan bentuk daerah pencarian
• Jumlah dan jenis unit rescue yang tersedia
• Cuaca di dan ke daerah pencarian
• Jarak basecamp unit rescue ke lokasi musibah
• Kemampuan peralatan bantu navigasi di daerah kejadian
• Ukuran sukar dan mudahnya sasaran yang diketahui
• Keefektifan taktik yang dipilih
• Medan di daerah kejadian
• Dukungan logistik ke daerah pencarian
Taktik pencarian
Taktik pencarian dapat bervariasi, tergantung pada situasi tertentu. Secara umum hal itu tercakup dalam lima metode pencarian, yaitu :
1. Taktik pendahuluan
Merupakan usaha-usaha untuk mendapatkan informasi awal, mengoordinir regu-regu pencari, membentuk pos pengendali, perencanaan, pencarian awal, dsb
2. Taktik Pembatasan
Menciptakan, membentuk garis lintas (perimeter) untuk mengurung korban dalam area pencarian
3. Taktik Pendeteksian
Pemeriksaan terhadap tempat potensial dan juga menggunakan pencarian potensial. Pada area tersebut diperhitungkan, ditemukannya korban ataupun jejak atau segala sesuatu yang tercecer yang ditinggalkan korban
4. Taktik pelacakan
Melacak jejak atau sesuatu yang ditinggalkan korban, biasanya pelacakan ini dilakukan dengan anjing pelacak atau orang yang terlatih mencari dan membaca jejak
5. Taktik evakuasi
Memberikan perawatan dan membawa korban untuk perawatan yang lebih lanjut
jika diperlukan.
TINGKAT KEADAAN DARURAT
Keadaan darurat suatu musibah dibagi menjadi 3 tingkat :
1. Tingkat Meragukan (UNCAIRTAINITY PHASE – INCERFA)
2. Tingkat Mengkhawatirkan (ALERT PHASE – ALERFA ) merupakan kelanjutan dari tingkat INCERFA atau jika diketahui dalam keadaan mengkhawatirkan karena adanya ancaman terhadap keselamatannya
3. Tingkat Memerlukan bantuan ( DISTRESS PHASE – DISTRESFA ) merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA
Water Rescue
PENGERTIAN WATER RESCUE
Water Rescue adalah kegiatan pertolongan atau penyelamatan serta cara pemindahan korban dari perairan seperti kolam, sungai, dan laut.
PENGERTIAN WATER RESCUE
Water Rescue adalah kegiatan pertolongan atau penyelamatan serta cara pemindahan korban dari perairan seperti kolam, sungai, dan laut.
PENYEBAB ORANG TENGGELAM
– Tidak bisa berenang
– Kram/kejang otot
– Panik
– Faktor kesehatan
– Air yang terlalu dalam
– Bunuh diri
SYARAT UNTUK MENJADI PENOLONG
Ø Berani
Ø Punya niat
Ø Sehat jasmani dan rohani
Ø Bisa berenang
Ø Punya kemampuan untuk menolong (berpengetahuan)
Ø Fisik yang sehat
Ø Percaya diri
Ø Keahlian
HAL YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM MENOLONG KORBAN
A) Pengamatan
· Pengamatan terhadap kondisi air
. Kenali tepi/pinggiran air
· Ketahui kedalaman air
B) Perhatikan kuatnya arus
· Jika ingin memotong atau menyeberang air jangan 90 derajat tetapi ikuti arus.
TEHNIK MENOLONG ORANG YANG TENGGELAM
a) Raih
Raih korban dengan tangan/alat tertentu jika korban belum terlalu jauh dengan kita. Usahakan memakai alat yang bisa terapung.
b) Lempar
Lempari korban dengan benda yang bisa terapung dan tarik korban pelan-pelan. Lalu angkat korban keluar dari air.
c) Dayung
Dekati korban dengan perahu lalu angkat korban dari dalam air ke atas perahu.
d) Renang
Dekati korban dengan berenang. Tarik korban dari belakang dan tenangkan. Bawa korban keluar dari air.
ATAU DENGAN CARA BERIKUT :
1. Reach (Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya di pinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain).
2. Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman).
3. Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach / throw).
4. Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu).
5. Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban).
6 ALAT YANG DIGUNAKAN
– Galah
– Pelampung
– Rescue tube
– Rescue bag
– Tabung plastik
– Torpedo buoy
– Ring buoy
– Spinal board
APA YANG KITA LAKUKAN?
1. Berteriak sekuat mungkin untuk menarik perhatian orang lain.
2. Hubungi nomor telepon gawat darurat sesegera mungkin.
3. Lakukan pertolongan seaman mungkin JANGAN LAKUKAN masuk kelokasi tersebut tanpa pengaman, kecuali anda mengenal lokasi. Bila tidak yakin dengan kemampuan diri sendiri sebaiknya carilah bantuan." Lebih baik kehilangan satu orang daripada kehilangan dua orang", maksudnya " Jangan menambah korban lebih banyak".
4. Cari kayu, tali, ring buoy yang dapat menjangkau korban, kalau tidak bisa baru berenang menggunakan gaya bebas dengan kepala diangkat . Penolong saat melakukan pertolongan terhadap korban harus tetap melihat kearah korban atau tempat terakhir korban agar bisa mempelajari situasi dan kondisi disekitar korban.
5. Dekati korban, berhenti berenang dengan mengambil posisi sekitar dua meter dari korban untuk memperkirakan bagaimana kondisi korban, lakukan komunikasi dengan korban, dan sebutkan identitas penolong. untuk kasus korban yang masih sadar, berikut ini adalah kutipan percakapan penolong dengan korban :
" Tenang, saya akan menolong anda, Nama saya Roy Dimoe, saya anggota Rescue Pramuka Khusus. Saya akan menolong anda, tolong ikuti perintah saya dan jangan meronta".
Apabila korban meronta dan berusaha merangkul penolong, maka penolong harus berusaha menjauhi korban, karena dalam kasus ini cukup sering ditemukan si penolong ikut tenggelam juga akibat si korban panik dan meronta ketika berusaha ditolong, baik tenggelam dalam air tawar maupun air laut.
6. Hindari kontak langsung bila korban panik dan lakukan teknik defends and release sampai si korban terlihat kelelahan, baru kemudian lakukan teknik penyelamatan. Teknik ini digunakan bila tindakan korban dapat mengancam nyawa penolong dan dikhawatirkan dapat menambah korban baru. Catatan : Saat menarik korban untuk korban yang tidak bernafas, diberi bantuan nafas mulut ke hidung sebanyak 1 kali dengan hitungan pemberian nafas dengan jeda hitungan ke - 9 hitungan (Ref : ADS International)
7. Membawa korban ke darat dan letakkan ditempat yang aman.
8. Mengecek kesadaran korban dengan cara mengoyang - goyangkan tubuh korban sambil menegur korban.
9. Selanjutnya dilakukan pertolongan dengan suatu rumusan sederhana yang mudah diingat yaitu ABC. Hal ini diartikan sebagai :
A = Airway ( Jalan nafas )
B = Breathing ( Bernafas )
C = Circulation ( Sirkulasi, Peredaran Darah yakni jantung dan pembuluh darah )
10. Selanjutnya korban dibawah ke klinik atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan yang intensif.
Untuk kasus korban yang sadar tapi mengalami kesulitan bernafas maka dilakukan langkah - langkah sebagai berikut :
Posisikan korban pada posisi pulih atau posisi istirahat
Bersihkan benda - benda yang menyumbat rongga mulut korban, contoh : gigi palsu, makanan dll
Kembalikan posisi normal, tekan dahi dan naikkan dagu ( posisi ini bertujuan untuk memperlancar jalan nafas
Bila diperlukan diberikan nafas buatan dua kali dari mulut ke mulut ( untuk menghindari penularan penyakit, contoh Hepatitis, sebaiknya menggunakan alat bantu pemberian nafas dari mulut ke mulut )
Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum bernafas, langkah - langkahnya sebagai berikut :
Pada posisi normal dengan dagu terangkat sambil mengecek nadi di leher
Jika tidak ada nadi maka dilakukan pertolongan ABC
Jika nadinya kecil maka lakukan pertolongan AB + Supportive C, gunakan Algoritma syok
Jika nadinya cukup maka lakukan pertolongan A dengan / tanpa B Untuk korban yang tidak sadar, mempunyai nafas yang tidak kuat atau belum
Teknik defends
1. Menghalangi dengan kaki (leg block)
2. Menghalangi dengan tangan (arm block)
3. Elbow lift ( mengangkat siku)
2. Menghalangi dengan tangan (arm block)
3. Elbow lift ( mengangkat siku)
4. Duck away
Untuk korban yang mematuhi perintah, lakukan tehnik penyelamatan dengan cara :
Under arm carry
Tired swimmer carry
Wristow
Hip carry
Hip carry with pistol grip
Double chin carry
Bila korban dapat diajak berkomunikasi dan tidak panik, maka penyelamat dapat melakukan teknik pertolongan Sebagai penolong dalam melakukan pertolongan selalu dianjurkan menggunakan alat bantu, namun demikian seorang penolong harus siap untuk melakukan pertolongan dengan atau tanpa alat bantu.
B. PARAMEDIS
PARAMEDIS
Paramedis (bahasa Inggris: paramedic) adalah profesi yang memberikan pelayanan medis pra-rumah sakit dan gawat darurat. Paramedis melaksanakan tugasnya mendatangi TKP yang membutuhkan pertolongan medis kepada kecelakaan, atau bantuan medis/kesehatan darurat lainya.
PPGD atau P3K
PARAMEDIS
Paramedis (bahasa Inggris: paramedic) adalah profesi yang memberikan pelayanan medis pra-rumah sakit dan gawat darurat. Paramedis melaksanakan tugasnya mendatangi TKP yang membutuhkan pertolongan medis kepada kecelakaan, atau bantuan medis/kesehatan darurat lainya.
PPGD atau P3K
Pertolongan Pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit/cedera yang memerlukan penanganan medis dasar.
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan jiwa penderita, mencegah cacat, memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.
Sebagai seorang penolong hal-hal yang pertama kali harus dilakukan sewaktu menemukan korban adalah sebagai berikut:
a. Penilaian Keadaan
Memperoleh gambaran umum tentang kejadian yang terjadi, yaitu kondisi korban saat itu, kemungkinan yang terjadi, cara mengatasi
Keselamatan korban, dan penolong
Mekanisme cedera
Mengenali dan mengatasi gangguan yang mengancam korban
Stabilkan korban
Kesan umum terjadi karena trauma, penyakit bawaan atau yang lainnya
Respon yaitu untuk mengetahui korban itu sadar atau tidak. Ini dapat dilakukan dengan cara respon suara (si penolong melakukan tepuk tangan), menyentuh (menepuk pipi korban, mencubit tangan korban). Apablia korban tidak ada respon dapat dilakukan dengan cara membuka jalan napas dengan cara tekan dahi angkat dagu.
Cek napas korban apakah masih ada atau tidak.
Cek nadi korban ada atau tidak, normal atau tidak. Ini dilakukan pada leher, pergelangan tangan, lipatan paha selama 15 detik. Ferekuensi Nadi normal manusia dewasa 60-90 per menit.
c. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan dengan melihat kondisi fisik korban/penderita pada bagian tubuh:
Tulang tengkorak (dahi, pelipis, mata, hidung, pipi, kepala)
Leher apakah ada kelainan (dengan menyamakan dengan leher si penolong)
Tulang badan atas (bahu, selangka, dada, pinggang)
Perut (apakah ada pendarahan di dalam)
Tulang badan bawah (pinggul, tungkai atas, tungkai bawah, pergelangan kaki, punggung kaki, telapak kaki, jari kaki)
Tangan (lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, punggung tangan, telapak tangan, jari tangan).
Perubahan warna kulit
Tujuannya adalah apakah tidak ada pendarahan ataupun luka pada tubuh seperti tulang mencuat keluar, pendarahan, memar, terkilir dan lain sebagainya.
d. Riwayat Penderita
Setelah melakukan pemeriksaan dini lakukan dengan mencatat informasi tentang penderita dari kartu identitas yang ada pada korban, bertanya kepada orang sekitar (bila tidak sadar). Apabila sadar tanyakan kepada korban tentang keluhan korban, obat, makanan/minuman terakhir, penyakit, alergi yang dialami, kejadian.
e. Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan denga tujuan agar korban yang sudah ditolong tidak mengalami lagi keluhan atau gangguan dan mempermudah proses penyembuhan. Apabila korban sudah stabil pemeriksaan berkala dilakukan setiap 15 menit, tapi bila belum stabil maka dilkakukan tiap 5 menit.
Dalam pemeriksaan berkala hal yang dilakukan adalah;
Melihat kembali jalan napas (napas, frekuensi napas)
Frekuensi dan kualitas nadi
Keadaan kulit
Check secara teliti
Pembalutan dan pembidaian
Komunikasi dengan penderita
f. Pelaporan
Setelah semua hal diatas dilakukan maka buat segera catatan tentang:
Kondisi korban (awal, setelah diobati)
Kejadian yang terjadi
Segera lapor kepada pihak terkait
Polisi dengan menelpon 110
Ambulance dengan menelpon 118
Jenis jenis Luka
1. Luka berdasarkan sebabnya
a. Luka iris
b. Luka gigitan
c. Luka gores
d. Luka bakar
e. Luka tusuk
f. Luka akibat bahan kimia
2. Luka berdasarkan tempat luka tersebut
a. Luka dalam
b. Luka luar
Cara pertolongan terhadap luka
a. Hentikan pendarahan
b. Usapkan obat merah atau yodium
c. Berilah Sulfatilamide podwer dan jangan sampai kena air
d. Tutuplah dengan kain kasa yang kering dan steril
Penyakit menular
1. Malaria
Penyebab plasmodium oleh nyamuk anopheles. Jenisnya malaria tropicana dan tertiana serta quartana
2. Demam berdarah
Penyebabnya adalah virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aides aigepti
3. Tipes
Penularan melalui makanan dan minuman. Penderita ini harus banyak makan dan minaum serta istirahat yang cukup
4. kolera
penyebab bakteri kolera. Penularan melalui makanan dan minuman
5. Influenza
Penularan melalui pernapasan
6. Cacar
Penularan melalui pernapasan dan sentuhan. Dapat menyebabkan kematian
7. Aids
Disebabkan oleh virus HIV dan penularannya melalui suntikan, hubungan seks, transfusi darah dll.
Pengobatan Tradisional
Jenis ramuan atau bahan tradisional yang berkhasiat
a. Air teh kental untuk pusing atau sakit kepala
b. Air kelapa untuk demam dan sakit tenggorokan
c. Air jahe untuk perut kembung
d. Air buah sawo muda untuk diare
e. Air pisang kluthuk untuk diare
f. Asem untuk sakit tenggorokan
g. Belimbing manis untuk sariawan
h. Belimbing wuluh untuk tekanan darah tinggi dan obat batuk
i. Biji dukuh untuk disentri
j. Jambu batu untuk sakit perut
k. Jeruk bali untuk sakit tenggorokan
l. Jeruk nipis untuk mual dan sakit tenggorokan
m. Kangkung untuk wasir
n. Daun karet untuk obat bisul
o. Ketela pohon atau singkong untuk penyakit beri – beri
p. Mentimun untuk kulit dan menurunkan demam
q. Kumis kucing untuk kencing batu dan ginjal
r. Melati untuk obat cuci mata
s. Putri malu untuk diare
t. Akar Rumput teki untuk diare, sakit perut
u. Sirih untuk sariawan dan mimisan
v. Tembakau untuk obat penenang dan keracunan
w. Temulawak untuk pencernaan
Melakukan CPR (Resusitasi Jantung)
Resusitasi jantung dan paru (CPR/Cardiopulmonary Resuscitation) adalah teknik penyelamatan nyawa yang sangat berguna dalam banyak keadaan darurat, termasuk serangan jantung atau saat tenggelam, di mana pernapasan atau detak jantung seseorang berhenti seluruhnya. Ketika jantung berhenti, kekurangan darah beroksigen dapat menyebabkan kerusakan otak hanya dalam beberapa menit. Seseorang mungkin meninggal dalam waktu delapan sampai 10 menit. Teknik CPR dapat menjaga darah beroksigen mengalir ke otak dan organ vital lainnya sampai korban mendapatkan penanganan medis lebih lanjut untuk mengembalikan denyut jantung kembali normal.
Cek tanda vital sebelum memulai CPR
· Apakah orang tersebut sadar atau tidak?
· Jika tampak sadar, coba goncangkan tubuhnya sambil terus ajak ia berkomunikasi
· Jika korban tidak memberikan respon apapun, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah menelepon polisi (110) atau layanan gawat darurat (118/119), kemudian mulai pemberian CPR — kecuali jika orang tersebut kehilangan kesadaran akibat tercekik atau tenggelam. Pada kasus ini, mulai CPR terlebih dulu selama 1 menit, sebelum menghubungi bantuan.
Langkah-langkah melakukan CPR
Langkah-langkah melakukan CPR
Sejatinya, teknik CP dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: kompresi dada, bukaan jalur napas, dan napas buatan.
1. Kompresi dada: untuk mengembalikan sirkulasi darah
Pertama, baringkan korban di tempat aman dan rata, dengan permukaan cukup keras untuk mendukung postur tubuhnya.
Berlutut di samping leher dan bahu korban.
Tempatkan tumit salah satu telapak tangan Anda tepat di tengah dadanya, di antara kedua puting susu. Letakkan tangan bebas Anda tepat di atas tangan yang satunya. Jaga agar posisi siku tetap lurus dan posisikan bahu Anda sejajar di atas kedua tangan Anda.
Gunakan berat tubuh bagian atas Anda untuk menekan dadanya (jangan hanya menekan dengan kedua tangan), sedalam 5 centimeter. Tekan kuat-kuat dan cepat, dengan laju sekitar 100 kali kompresi per 1 menit.
Dengan catatan, jika Anda tidak memiliki latar belakang pelatihan CPR resmi sebelumnya, maka cukup lakukan kompresi dada tanpa diikuti oleh pemberian napas buatan sampai bantuan medis profesional tiba.
2. Buka jalur napas
Jika Anda memiliki latar belakang pelatihan pertolongan pertama, lanjutkan memeriksa jalur napasnya.
Setelah 30 kali kompresi dada, buka jalur pernapasan orang tersebut dengan menengadahkan kepalanya sedikit ke atas — taruh telapak tangan Anda di dahi orang tersebut dan dengan lembut dorong kepalanya menengadah ke atas. Kemudian, angkat dagunya ke depan untuk membuka jalur pernapasan.
Periksa napasnya, namun jangan lebih dari 5-10 detik. Perhatikan kemungkinan pergerakan dada, dengarkan suara pernapasan (suara terengah yang kadang muncul, seperti hendak mengambil napas, tidak sama dengan pernapasan normal), dan rasakan embusan napasnya dengan mendekatkan pipi dan telinga Anda.
3. Berikan napas buatan
Jika ia tidak bernapas sama sekali, mulai berikan napas buatan dengan: mencubit hidungnya dan tempatkan bibir Anda di atas bibirnya sehingga membentuk segel rapat, dan hembuskan napas Anda ke dalam mulutnya. Orang-orang yang tidak memiliki latar belakang CPR tidak perlu melakukan langkah ini — cukup kembali lanjutkan kompresi dada setelah tiap kali memeriksa pernapasan sampai korban sadar atau bantuan medis datang.
Berikan napas buatan pertama selama satu detik, dan periksa pergerakan dada. Jika tampak ada pergerakan, ulangi sekali lagi. Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan, kembali tengadahkan kepalanya ke atas, kemudian berikan napas buatan. Berikan 30 kali kompresi dada yang diikuti oleh dua kali napas buatan.
Jika masih tidak bergerak setelah 5 siklus kompresi dada-napas buatan (selama dua menit), orang tersebut kemungkinan tersedak. Setiap siklus berikutnya dari 100 kali kompresi dada, dan sebelum memberikan napas buatan, cek jika ada banda asing yang menyangkut dalam tenggorokannya. Jika ada dan memungkinkan, angkat benda tersebut.
Ulangi siklus sampai ada tanda pergerakan atau bantuan medis datang.
Pedoman di atas berlaku untuk orang dewasa, anak kecil, balita, dan bayi, namun tidak untuk bayi yang baru lahir.
Untuk anak-anak, berikan tekanan sedalam 5 centimeter dan pastikan Anda tidak menekan tulang rusuknya, karena tulang-tulang ini masih ringkih dan dalam tahap pertumbuhan, rentan terhadap kerusakan. Pada bayi, gunakan dua jari (bukan tumit telapak tangan) dan tekan ke bawah sedalam 2 centimeter saja, dan jangan menekan ujung tulang dadanya. Biarkan dada untuk naik seutuhnya di antara tekanan. Selain itu, pastikan untuk memberikan napas dengan hembusan yang lebih lemah lembut.
Catatan: instruksi di atas tidak dimaksudkan sebagai pengganti pelatihan CPR resmi yang bisa Anda dapatkan melalui Palang Merah Indonesia atau institusi pelayanan kesehatan resmi lainnya. Perhatikan pula bahwa setelah mendapatkan CPR, korban harus secepatnya mendapatkan bantuan medis lanjutan untuk memeriksa adanya komplikasi kerusakan organ.
C. SWIMMER / PERENANG
Perenang yang dimaksudkan disini adalah untuk mendukung kegiatan Rescue/ penyelamatan, terutama pada Water Rescue/ penyelamatan Air.
TEKNIK DASAR DALAM RENANG
Perenang yang dimaksudkan disini adalah untuk mendukung kegiatan Rescue/ penyelamatan, terutama pada Water Rescue/ penyelamatan Air.
TEKNIK DASAR DALAM RENANG
Jika anda ingin berlatih gaya dalam sebuah teknik renang, ada beberapa teknik dasar yang perlu kita kuasai. ini sangat membantu kita dalam mempelajari sebuah gaya berenang. Ada 3 teknik dasar yang perlu anda ketahui yaitu Pernafasan, Meluncur dan Mengambang.
Pernafasan
Salah satu keberhasilan dalam berenang kita dapat mengatur nafas dengan baik. Pertama berdirilah dipinggir kolam dengan rendah dan wajah anda tetap dipermukaan air. Tarik nafas melalui mulut tahan beberapa saat dan kemudian masukkan kepala anda ke dalam air dan hembuskan nafas anda melalui hidung. Lakukan latihan ini secara perlahan sebanyak 10 sampai 15 kali setiap anda selesai melakukan gerakan atau latihan. Ulangi latihan tersebut sehingga menemukan irama anda sendiri.
Meluncur
Meluncur merupakan gerakan tubuh secara horizontal dibawah permukaan air. Pertama-tama turunlah dalam kolam yang dangkal dan membelakangi dinding kolam. Tempelkan salah satu telapak kaki anda (kanan atau kiri) di dinding kolam dengan jari-jari kaki menghadap ke bawah sebagai tolakan untuk meluncur. Dorong badan melalui tolakan kaki tersebut dan meluncurlah sejauh mungkin dengan tangan sejajar di depan. Kepala diusahakan masuk dalam air sehingga kuping sejajar dengan lengan tangan. Lakungan gerakan ini sebanyak 10 sampai 15 kali untuk menemukan keseimbangan tubuh anda.
Mengambang/Mengapung
Mengambang Terlentang
Mengambang terlentang dilakukan dengan cara tarik ke belakang sampai dngan kuping terendam dalam air. Regangkan kedua tangan bentuk siku-siku.pergelangan tangan tetap lurus dan rileks
Mengambang Tegak Lurus Secara Vertikal
Mengambang tegak lurus secara vertical paling lazim digunakan yaitu gerakan tubuh dengan posisi tubuh tegak lurus dibawah permukaan air dan kepala tetap diatas permukaan air sebatas dagu, sedangkan untuk gerakan tangan dan kaki digerakan untuk keseimbangan agar tubuh tetap melayang dipermukaan air.
Macam macam gaya renang :
Gaya Dada
Gaya Bebas
Gaya Kupu Kupu
Gaya Punggung
Gaya Anjing
Gaya Samping
1. Gaya Renang Dada
Gaya Renang dada adalah sebuah teknik renang yang mirip dengan katak saat berenang, sehingga gaya ini juga disebut dengan gaya katak. Untuk kecepatan gaya dada lebih rendah dibandingkan dengan gaya bebas, namun gaya ini cocok untuk orang yang ingin berenang secara santai. Teknik gaya dada ini berada dikekuatan tangan dan kaki untuk mendorong badan ke depan, pada gaya ini juga diperlukan kemampuan tangan untuk mendorong kebawah saat kepala ke atas untuk melakukan pernapasan.
Gaya Renang dada adalah sebuah teknik renang yang mirip dengan katak saat berenang, sehingga gaya ini juga disebut dengan gaya katak. Untuk kecepatan gaya dada lebih rendah dibandingkan dengan gaya bebas, namun gaya ini cocok untuk orang yang ingin berenang secara santai. Teknik gaya dada ini berada dikekuatan tangan dan kaki untuk mendorong badan ke depan, pada gaya ini juga diperlukan kemampuan tangan untuk mendorong kebawah saat kepala ke atas untuk melakukan pernapasan.
2. Gaya Renang Bebas
Renang Gaya Bebas adalah teknik berenang yang menggunakan kebebasan tangan dan kaki untuk melakukan gerakan agar badan kita dapat meluncur dengan cepat. Meskipun disebut dengan gaya bebas, teknik renang gaya bebas ini juga mempunyai aturan. Pada saat melakukan gaya ini posisi badan berada di atas permukaan, tangan mengayuh kedepan sedangkan kaki menendang atau melakukan gerakan seperti menggunting. Untuk teknik pengambilan nafas adalah saat tangan diangkat keatas untuk mengayuh kemudian kepala digelengkan kesamping kanan atau kiri setelah itu lakukan penarikan nafas bisa dengan mulut atau hidung.
Renang Gaya Bebas adalah teknik berenang yang menggunakan kebebasan tangan dan kaki untuk melakukan gerakan agar badan kita dapat meluncur dengan cepat. Meskipun disebut dengan gaya bebas, teknik renang gaya bebas ini juga mempunyai aturan. Pada saat melakukan gaya ini posisi badan berada di atas permukaan, tangan mengayuh kedepan sedangkan kaki menendang atau melakukan gerakan seperti menggunting. Untuk teknik pengambilan nafas adalah saat tangan diangkat keatas untuk mengayuh kemudian kepala digelengkan kesamping kanan atau kiri setelah itu lakukan penarikan nafas bisa dengan mulut atau hidung.
3. Gaya Renang Kupu Kupu
Renang Gaya Kupu Kupu adalah teknik renang yang didapat dari pengembangan gaya dada, pada teknik dasar renang gaya kupu kupu yang harus dimiliki adalah kekuatan lengan. Karena gaya kupu kupu mempunyai pusat kekuatan pada lengan, untuk gerakannya dapat seperti lumba lumba yang masuk kedalam air kemudian keluar saat tangan didorong kebawah. Sedangkan kaki lurus rapat ikut bergerak sesuai alur gerakan badan. Gaya renang kupu kupu ini juga disebut dengan gaya lumba lumba, untuk kecepatannya memang lebih cepat daripada gaya bebas. Namun untuk melakukannya harus dengan tenaga yang lebih ekstra besar.
Renang Gaya Kupu Kupu adalah teknik renang yang didapat dari pengembangan gaya dada, pada teknik dasar renang gaya kupu kupu yang harus dimiliki adalah kekuatan lengan. Karena gaya kupu kupu mempunyai pusat kekuatan pada lengan, untuk gerakannya dapat seperti lumba lumba yang masuk kedalam air kemudian keluar saat tangan didorong kebawah. Sedangkan kaki lurus rapat ikut bergerak sesuai alur gerakan badan. Gaya renang kupu kupu ini juga disebut dengan gaya lumba lumba, untuk kecepatannya memang lebih cepat daripada gaya bebas. Namun untuk melakukannya harus dengan tenaga yang lebih ekstra besar.
4. Gaya Renang Punggung
Gaya Renang Punggung adalah teknik renang dengan posisi badan terlentang melihat keatas, sedangkan punggung berada dipermukaan air. Untuk gerakan kaki dan tangan sama seperti gaya bebas, namun arahnya berlawanan. Untuk teknik pengambilan nafas gaya punggung dapat dilakukan kapan saja, karena wajah berada diatas air dan menghadap ke atas.
Gaya Renang Punggung adalah teknik renang dengan posisi badan terlentang melihat keatas, sedangkan punggung berada dipermukaan air. Untuk gerakan kaki dan tangan sama seperti gaya bebas, namun arahnya berlawanan. Untuk teknik pengambilan nafas gaya punggung dapat dilakukan kapan saja, karena wajah berada diatas air dan menghadap ke atas.
5. Gaya Renang Anjing
Gaya Renang Anjing adalah teknik berenang yang memiliki gerakan seperti Anjing berenang di Air, posisi kepala berada diatas air sedangkan kaki dan tangan melakukan gerakan seperti anjing melakukan renang. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya Anjing.
Gaya Renang Anjing adalah teknik berenang yang memiliki gerakan seperti Anjing berenang di Air, posisi kepala berada diatas air sedangkan kaki dan tangan melakukan gerakan seperti anjing melakukan renang. Oleh karena itu gaya ini disebut gaya Anjing.
6. Gaya Renang Samping
Gaya renang samping adalah teknik gaya renang yang menggunakan sisi samping bagian tubuh. Gaya ini tidak diperlombahkan dalam kompetisi resmi renang, sehingga jarang orang yang mengetahui gaya ini, namun jika kita melatih gaya ini maka dapat menambah skill atau kemampuan kita untuk variasi berenang.
Gaya renang samping adalah teknik gaya renang yang menggunakan sisi samping bagian tubuh. Gaya ini tidak diperlombahkan dalam kompetisi resmi renang, sehingga jarang orang yang mengetahui gaya ini, namun jika kita melatih gaya ini maka dapat menambah skill atau kemampuan kita untuk variasi berenang.
0 comments:
Posting Komentar